Rabu

JADWAL LONTAR JUMROH HAJI 2016 Jadwal Lontar Jumrah dan Pergerakan Saat Armina

Jadwal Lontar Jumroh 2016 - Kepala Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat dan jajarannya sudah menggelar rapat dengan penyelenggara haji dari pihak Arab Saudi, Muassasah Asia Tenggara. Ada beberapa informasi terbaru soal jadwal lontar jumrah dan pergerakan jemaah saat puncak haji Arafah-Mina (Armina) Rapat tersebut digelar pada hari Kamis (25/8/2016) malam di kantor Muassasah Asia Tenggara, Makkah, Arab Saudi.

JADWAL LONTAR JUMROH HAJI 2016

Hadir seluruh jajaran kepala seksi dan kepala bidang Daker Makkah dan bertemu dengan pihak muassasah. Sejumlah catatan evaluasi terkait pelaksanaan haji sejauh ini dibahas. Namun yang paling penting adalah pembahasan persiapan Armina. Armina nanti akan dibagi menjadi tiga satuan tugas. Ada satgas Arafah dibawah tanggung jawab Kadaker Bandara.

Satgas Muzdalifah di bawah kadaker Makkah. Kemudian ada satgas Mina dibawah tanggung jawab kadaker Madinah. Ketiga satgas ini akan memiliki tim masing-masing dan semua berada di bawah koordinasi Kasatgas Armina.

Berikut beberapa update terkait pelaksanaan Armina pada puncak haji mendatang:

Transportasi 
 Arsyad mengatakan, untuk transportasi Armina sudah dibuatkan rencana pemberangkatan jemaah dari mana saja yang diberangkatkan lebih dulu. Salah satu yang mendapat prioritas adalah para jemaah yang tinggal di kawasan Mahbas Jin. Kemudian diikuti oleh wilayah lainnya. "Kami meminta agar armada yang diberikan ke kita itu city bus yang daya tampungnya lebih besar sehingga mobilisasinya lebih cepat," demikian salah satu point penting yang disampaikan Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat saat melakukan pertemuan dengan pihak Muassasah Asia Tenggara, Kamis (25/08) malam kemarin.

Menurutnya, pihak Muassasah sudah menyiapkan sekitar 21 – 22 armada bus di setiap maktab untuk memberangkatkan jemaah haji Indonesia dari pemondokan menuju Arafah. Jika kapasitas bus adalah 50 orang, maka diharapkan satu kali pemberangkatan akan dapat membawa 1000 jemaah haji Indonesi di setiap maktab. Proses pemberangkatan, akan dilakukan sejak tanggal 8 Dzulhijjah 1437H atau 9 September 2016 pagi.

Pemberangkatan Muzdalifah ke Mina 

Selesai melakukan wukuf di Arafah, jemaah haji Indonesia diberangkatkan menuju Muzdalifah untuk melakukan mabit (menginap). Dari muzdalifah, selanjutnya jemaah akan diberangkatkan menuju ke Mina. Pemberangkatan jemaah dari Muzdalifah ke Mina rencananya akan dilakukan lebih awal, mulai pukul 22.00 atau 22.30, sehingga jemaah seluruhnya bisa didorong ke Mina sebelum pukul 07.00. Hal ini penting, lanjutnya, agar tidak ada jemaah haji Indonesia yang masih berada di Muzdalifah pada tanggal 10 Dzulhijjah siang, di atas pukul 07.00. Selain kondisi panas dan terbuka, jemaah saat itu juga dalam keadaan lelah dan belum makan. "Itu kondisi sudah sangat tidak kondusif. Sudah panas, jamaah belum makan kemudian alam terbuka. Itu kalau seandainya terjadi tahun ini, mungkin kita tidak bisa membayangkan karena ini upaya yang baik bagaimana supaya kita lakukan bersama-sama," ungkapnya.

Lontar Jumrah 
Pihak Muassasah Asia Tenggara dan Daker Makkah sepakat untuk lebih memperketat aturan terkait jadwal lontar jumrah. Setiap jemaah haji Indonesia harus melontar jumrah sesuai waktu yang ditentukan, dan tidak diperkenankan melakukannya pada waktu-waktu yang sudah dilarang. "Kami agak keras terkait dalam masalah ini. Maksudnya harus disiplin. Kita mintakan surat pernyataan dari masing-masing kloter sehingga mereka tidak lagi ada yang berangkat di luar jadwal waktu yang sudah ditentukan," kata Arsyad.

 "Jangan sampai kejadian tahun lalu terulang lagi," tambahnya. 

Saat ini , PPIH Daker Makkah sudah menerima jadwal lontar jumrah dari pihak Muassasah dan akan segera mengedarkan ke setip kloter. Jadwal telah dibuat per kloter agar lebih jelas dan spesifik sehingga setiap kloter mengetahui kapan waktu lontar mereka. Arsyad meminta jemaah mematuhi dan disiplinan dengan jadwal yang telah ditetapkan. Jemaah haji dilarang melontar jumrah pada jam-jam yang telah dilarang. Pada musim 1436H/2015M misalnya, PPIH Arab Saudi melarang jemaah haji Indonesia untuk melontar jumrah Aqabah pada pukul 8.00 - 11.00 di tanggal 10 Dzulhijjah.

Sebab, saat itu adalah waktu di mana jemaah dari negara lainnya sedang berbondong-bondong pergi ke Jamarat untuk melontar jumrah. Adapun untuk tanggal 11 dan 12 Dhulhijjah, jemaah haji Indonesia diminta untuk tidak melontar jumrah pada pukul 13.00 - 16.00. Sebagai bagian dari upaya antisipasi, Muassasah dan PPIH akan merumuskan langkah-langkah seandainya ada jemaah yang melontar bukan pada waktu yang telah ditetapkan. "Kita pernah membicarakan untuk menutup pintu-pintu yang bisa memungkinkan jamaah belok ke jalur lain. Jadi, jamaah harus konsisten dengan jalurnya yang sesungguhnya," urai Arsyad mengilustrasikan beberapa langkah antisipasi yang akan dilakukan.

Dalam pertemuan tersebut, pihak Muassasah juga meminta PPIH Arab Saudi untuk memberikan daftar nama penanggung jawab di setiap maktab. Nama yang telah ditetapkan akan bertanggung jawab untuk menginformasikan dan mengorganisasikan jemaah ketika akan berangkat ke jamarat.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Komentarnya Ya. Mampir Kembali :)

Related Posts with Thumbnails