Hasil Yang Baik Berawal Dari Niat Yang Baik

Tidaklah mudah memberi sesuatu kepada orang lain sedangkan pada saat yang sama kita "merasa" sedang kekurangan. Kenapa tulisan merasanya diapit tanda petik ya? Karena sebenarnya kondisi kekurangan tersebut tergantung darimana kita memandangnya.

Beberapa waktu yang lalu saya mengajak rewang yang bekerja di rumah neneknya Fauzan pergi ke Carrefour untuk membeli susu dan beberapa barang pengisi stok dapur. Di dompet hanya terisi tak lebih dari 150ribu plus teman2nya yang cukup imut2 (recehan maksudnya). Saat itu dalam hati sempat terbersit, kalau uangnya cukup, pingin beliin sikat gigi, odol dan sabun mandi buat si rewang. Hanya dalam hati saja dan belum terucap. Takut ga cukup uangnya. Namun saya tidak menyangka hanya berawal dari niat baik yang sangat sederhana itu ternyata terjadi sesuatu yang tidak terduga.

Sambil jalan, karena memang jarak antara rumah dan letak Carrefour cukup dekat, kami berdua ngobrol tentang kerjaan si rewang di rumah. Betah ga dia kerja, masih homesick ga (dia bilang "emang rumah bisa sakit ya bu?" canggih nih rewang bisa boso Inggris!) Maklum belum sebulan dia bekerja. Dia freshgraduate dari home university alias pengangguran :) Anaknya baik dan kalau disuruh ini itu ga pernah nolak. Saya juga cukup tenang menitipkan Fauzan di rumah neneknya untuk urusan bisnis yang sekarang sudah mencapai milyaran sebulan (tolong ya kalo bohong jangan kebangetan), karena saya tahu si rewang cukup telaten menjaga Fauzan saat neneknya harus sholat Duha atau makan siang. Fauzan memang paling lama cuma setengah hari saja saya tinggal. Itupun seminggu cuma dua kali. Kerja di rumah memang enak ya :)

Tidak terasa kami tiba di tempat yang dituju (gaya ceritanya kok mirip pelajaran bahasa Indonesia ya?) Layaknya tukang belanja yang profesional saya langsung menuju rak tempat susu berada dan meletakkan 10 kaleng sekaligus ke dalam keranjang belanja! Namun dengan gaya yang anggun dan tepat ketika SPG susu meleng, 9 kaleng diletakkan kembali di tempatnya (duitnya ga cukup mbak!). Segera kuajak si rewang ke tempat bumbu dapur sebelum si mbak sadar :) Tiba2 saja pundak saya ditepuk dari belakang!

Ada apa nih?

"Bu ikutan lomba Fatigon yuk. mau ga?" SPG Fatigon berkata sambil menyodorkan satu paket minuman tersebut "Tapi harus beli ini dulu ya...hadiahnya menarik lho" Hadiah? Boleh juga nih. "Ok saya terima tantangannya. Tapi minta satu dulu dong minumannya...haus banget!" Wah tekor nih pikir si mbak!

Ternyata lombanya cukup menarik. Terdiri dari empat peserta yang bersaing dalam mencapai waktu tercepat mencari barang yang letaknya cukup berjauhan dan kemudian mengumpulkannya ke mbak SPG. Keterampilan yang dibutuhkan hanyalah pengetahuan tentang letak kelompok barang dan bakat pelari karena judulnya jelas “siapa cepat dia dapat”. Jadi ga perlu IQ 200 :)

Hasil akhirnya? Tentu saja sudah pasti tahu semua kan pemenangnya :) Itu hadiah utamanya ada di sebelah kanan. Voucher belanja 200ribu! Hampir setara satu kali repiu nih! Barang yang diniatin buat si rewang pun akhirnya terbeli. Dan masih banyak sisa lho :)

Ternyata niat yang baik bagaikan pohon yang akhirnya berbuah yang manis pula. Mudah2an pohon kebaikan tetap disiram dan dirawat setiap hari ya…karena buahnya ingin dinikmati lagi!

NB: Tulisan selanjutnya mengenai protes 123,456 penggemar Rumah Islami karena voucher belanjanya ternyata bukan buat hadiah pemenang Tes IQ!