KEISTIMEWAAN BULAN RAJAB UNTUK UMAT ISLAM Arti Keutamaan dan Doa Bulan Rajab
Rajab adalah bulan ketujuh dalam penanggalan hijriyah yang disebut memiliki keistimewaan di antara bulan-bulan lainnya. Pada bulan Rajab ini terdapat peristiwa yang sangat agung dan suci yakni Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW.
Dimana peristiwa suci itu merupakan awal dari perintah Allah kepada umat Muhammad SAW untuk menjalankan perintah salat lima waktu diyakini terjadi pada tanggal 27 bulan Rajab ini. Terkait keistimewaan Bulan Rajab, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Rajab bulannya Allah dan Sya'ban bulanku, dan Ramadhan bulan untuk umatku.”(Kitab al Jami karya Imam Suyuthi RA).
Dijelaskan Habib Umar bin Sholeh al Hamid mengenai hadits tersebut, para ulama berkata; Rajab bulan istigfar, Sya'ban bulan shalawat atas Nabi Muhammad SAW, dan Ramadhan bulan Alqur'an.
Ketika masuk pada bulan Rajab, umat Islam dianjurkan untuk berdoa dengan mengucapkan doa bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan sebagai berikut:
الّلهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
“Allaahumma baariklanaa fii Rajaba wa Sya’baana wa ballighna Ramadhana.”
yang artinya: “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban ini, dan sampaikanlah umur kami bertemu Ramadhan.”
Bulan Rajab adalah salah satu dari 4 bulan haram (asyhurul hurum) yang dimuliakan sebagaimana yang disebutkan dalam al-Qur’an dan Hadis. Bagi umat Islam dalam bulan ini dilarang keras untuk melakukan maksiat, serta diperintahkan untuk beramal sholih. Bulan Rajab terletak antara bulan Jumadal Akhiroh dan bulan Sya’ban. Bulan Rajab sebagaimana bulan Muharram termasuk bulan haram. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36)
Ibnu Rajab mengatakan, ”Allah Ta’ala menjelaskan bahwa sejak penciptaan langit dan bumi, penciptaan malam dan siang, keduanya akan berputar di orbitnya. Allah pun menciptakan matahari, bulan dan bintang lalu menjadikan matahari dan bulan berputar pada orbitnya. Dari situ muncullah cahaya matahari dan juga rembulan. Sejak itu, Allah menjadikan satu tahun menjadi dua belas bulan sesuai dengan munculnya hilal. Satu tahun dalam syariat Islam dihitung berdasarkan perpuataran dan munculnya bulan, bukan dihitung berdasarkan perputaran matahari sebagaimana yang dilakukan oleh Ahli Kitab.” (Latho-if Al Ma’arif, 202)
Mengenai empat bulan yang dimaksud dan disebutkan dalam hadits dari Abu Bakroh, Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679). Jadi, empat bulan suci tersebut adalah (1) Dzulqo’dah; (2) Dzulhijjah; (3) Muharram; dan (4) Rajab.
Mengapa keempat bulan itu disebut Bulan Haram? Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah berkata, ”Dinamakan bulan haram karena dua makna: Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian; Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan itu. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.” (Lihat Zaadul Masiir, tafsir surat At Taubah ayat 36).
Karena pada saat itu adalah waktu yang sangat baik untuk melakukan amalan ketaatan, sampai-sampai para salaf sangat suka untuk melakukan puasa pada bulan haram. Sufyan Ats Tsauri mengatakan, ”Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya.” Bahkan Ibnu ’Umar, Al Hasan Al Bashri dan Abu Ishaq As Sa’ibi melakukan puasa pada seluruh bulan haram, bukan hanya bulan Rajab atau salah satu dari bulan haram lainnya. Lihat Latho-if Al Ma’arif, 214. Ulama Hambali memakruhkan berpuasa pada bulan Rajab saja, tidak pada bulan haram lainya. (Lihat Latho-if Al Ma’arif, 215). Ibnu ’Abbas mengatakan, ”Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.” (Latho-if Al Ma’arif, 207)
Diungkapkan Habib Umar, keistimewaan yang diberikan dalam Bulan Rajab dan bulan yang dimuliakan Allah lainnya, antara lain: Puasa sehari dibulan-bulan yang dimuliakan Allah menyamai puasa 30 hari di bulan yang lain. Nabi Muhammad SAW berabda, “Barangsiapa puasa 30 hari berturut-turut kamis, jumat, dan sabtu dari bulan yang suci, Allah menjauhkan dari api neraka.” “Dan di dalam riwayat, Allah menulis pahala setiap harinya seperti ibadah 700 tahun,” terang Habib Umar.
Dalam kitab Ihya Uluumiddiin Imam Ghozali RA mengungkapkan bulan-bulan yang dimuliakan itu, sebagaimana dikutip oleh Habib Umar, yakni; Rajab, Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharram. Di bulan Rajab ada 3 malam yang terdapat di dalamnya kebaikan-kebaikan dan pahala yang besar: awal malam, malam pertengahannya, dan malam 27. Banyak dari para ulama memberikan semangat untuk menghidupkan 3 malam dengan beribadah dan berpuasa di Bulan Rajab. Keistmewaan sebagaimana yang disebutkan oleh Habib Umar, juga diungkapkan Habib Zein bin Sumaith RA. Di antara penuturan ulama Madinah tersebut: Ketahuilah sesungguhnya Rajab adalah bulan yang mulia, ibadah di dalamnya akan mendapat pahala yang besar, terutama puasa, istigfar, dan tobat dari dosa-dosa. Di malam pertama Bulan Rajab dikabulkannya doa.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “5 malam tidak ditolak di dalamnya doa-doa; awal malam Bulan Rajab, malam separuh Bulan Sya'ban, malam Jumat, malam idul fitri, dan malam idul adha.” (Hadits ini dikeluarkan Imam as Suyuthi RA dalam Kitab al Jami). Habib Zein (sebagaimana dikutip dari Habib Umar) mengatakan bahwa di malam 27 Rajab di isra-kannya Nabi Muhammad SAW sebagaimana pendapat yang masyhur. Masih dari penuturan Habib Zein yang dikutip dari Habib Umar, Rajab adalah salah satu bulan yang berdiri sendiri dari bulan-bulan yang disucikan oleh Allah SWT, yaitu bulan Al Asob dituangkannya di dalamnya rahmat atas orang-orang yang bertobat dan terpancarnya cahaya-cahaya pengkabulan atas seluruh makhluk. Para ulama juga menamakan (bulan Rajab) dengan bulan Al Ashom, karena tidak didengarkan di dalamnya gemericik pedang, tidak didengarkan desingan tombak-tombak, dan tidak didengarkan di dalamnya gemuruh peperangan.
Semoga bulan Rajab menjadi ladang bagi umat Islam untuk beramal sholih dan menjauhi maksiat. Amin...
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Komentarnya Ya. Mampir Kembali :)